palsu lu asu!

Jumat, 04 September 2009

"asap kopajaa.. membuat
global warming
global warming
efek rumah kaca.. membuat
global warming
global warming.."

global warming
by Rizka P.A

itu petikan lagu karangan temen sebangku gue. gak tau dia dapet ide darimana, yang jelas waktu dulu gue kelas satu tiba-tiba dia mempublikasikan lagunya dengan semangat 45. lagunya sangat easy listening-- mungkin malah terlampau familiar dan dan nadanya umum didengar -- tapi gue suka lagu itu. gue rasa sih dia buat itu gara-gara terpengaruh isu-isu global warming yang emang lagi hot-hotnya-- maap ralat, bukan isu, tapi beneran masalah. semua media ngebicarain global warming, dari akibatnya, pencegahannya, semuanya lah tentang global warming. global warming dijadikan 'masalah bersama'. global warming adalah masalah buat gue, elo, bokap nyokap gue, bokap nyokap lo, nenek kakek lo, ampe keponakan lo yang baru lahir juga dikasih masalah ini. agak gak adil juga ya kayanya..

tapi gue bukannya gak peduli sama global warming, ya, gue peduli, sedikit. bukan gara-gara gue kurang informasi, gue tau kok tentang kenaikan suhu, perubahan iklim, berapa lama waktu yang dibutuhkan plastik untuk terurai, dll. tapi yang kurang ya kayanya sih kesadaran gue..

jujur gue gak pernah menaruh perhatian besar terhadap masalah global warming, sampe beberapa waktu lalu temen gue, Deden, nawarin gue job dari sekolahan : ngebuat film tentang Pendidikan Lingkungan Hidup, dengan subjek sekolah gue dan desa Banjarsari. gue terima job itu dengan senang hati karena ada duitnya. dan mulailah gue berpikir, apa yang mau gue jadiin topik? gue tanyain itu ke deden, dan dia bilang, sekolah udah punya konsep yang ingin disampaikan dalam film. oh, oke juga, pikir gue, gak usah susah-susah mikir. tapi pas gue terima apa yang sekolah maksud sebagai konsep, yang gue temukan adalah kertas usang berisi tulisan yang ASU.

sekolah menggambarkan film itu lebih ke video presentasi tentang SMA 34 Jakarta yang berorientasi lingkungan, yang menurut gue adalah rekayasa:

  • suasana sekolah biasa (ada yang bermain basket, jajan, dll) lalu ada yang melakukan kegiatan daur ulang, composting, dan terjadi percakapan di antara para murid yang menanyakan kompos itu dari apa sih?, bagaimana cara mendaur ulang? dll
  • kantin yang ramai, penuh anak jajan dengan rapi, dan ada logo-logo : jangan sok modern! makanan tradisional lebih aman, minuman tradisionil lebih uenak, mantap, seger!
dan masih banyak lagi, semuanya palsu. gue gak pernah melihat sekelompok anak ngobrol dengan topik 'membuat kompos' atau 'mendaur ulang'. gue gak pernah melihat logo makanan tradisionil. bahkan gue gak pernah melihat anak-anak main basket di waktu KBM (kegiatan belajar mengajar) sedang aktif! yang sering itu adalah anak-anak main bola. terbukti banget sekolah gak pernah memperhatikan kebiasaan muridnya. BTT, memang sih, sekolah gue mengklaim dirinya sebagai SMBL (sekolah model berwawasan lingkungan) dan muatan lokal di kelas 1 dan 12 ips adalah Pend. Lingkungan hidup. tapi, gue gak pernah merasakan dampak dari itu semua. PLH itu sampah. itu yang gue dan temen-temen gue bilang.

gue pun mengambil kesimpulan, dengan keadaan gue sekarang yang gak mampu membuat film yang tekniknya 'wow', gue gak mungkin bisa membuat orang-orang yang menonton film ini jadi merubah diri, jadi lebih peduli lingkungan. yang bisa dicapai dari film ini mungkin cuma cemoohan, rasa bosen, rasa muak dari penontonnya. film itu bakal keliatan kaya video pendidikan di TVRI. sangat direkayasa. bukan fakta. gue sendiri, walaupun gue gak sepeduli itu dengan global warming, tapi gue tau gue harus jujur, gue ngerti gue harus mengatakan yang nyata, fakta. masa gue harus buat film yang sebenernya gue tolak isinya?

emang dasar palsu lu asu!
tapi ya, karena alasan ekonomi, ya semua halal-halal aja. ya, terpaksalah gue jadi asu juga. dunia dunia..

3 komentar:

denny mengatakan...

wakwakgung

cicha siagian mengatakan...

apa sih den. rawr

denny mengatakan...

gapapa komen aja wakwakgung

Posting Komentar