UNDANG-UNDANG TENGIL

Rabu, 09 September 2009

malem ini tiba-tiba gue ngedapet sms dari rizka (ya ya ya.. Rizka banyak muncul di blog gue), isinya adalah dia nyuruh gue nonton TV SATU. oke, karena penasaran, gue gantilah channel di TV gue dari Rajawali TV, yang ketika itu sedang memutar sinetron, menjadi acara diskusi di TV SATU. ternyata oh ternyata, diskusi itu mengenai undang-undang perfilman. wow, pikir gue, seru juga neh kayaknya, nonton aahh..

pembicaranya ada riri riza, jero wacik, 3 orang yang gue gak kenal, dan seorang jilbabers berinisial Y (sebenernya gue lupa namanya). nah, yang dijadikan perdebatan dalam diskusi ini adalah UU perfilman dianggap terlalu tengil buat para filmmaker. gue sendiri sih gak ngeh-ngeh amat sama isi UU itu, tapi ya kalo kata kang riri riza tengil ya berarti tengil lah, gue mah ikut-ikut aja awalnya.

jadi, pas 'tek' gue ganti channel, pas banget si jilbabers Y sedang berkoak-koak, "Saat ini pemerintah membuatkan UU buat para insan film, agar mereka terlindungi, agar film Indonesia maju, tapi mengapa para pembuat film malah menolak payung yang diberikan ini?". kesan pertama gue dari cara si Y berkoak-koak adalah : ini orang tengil. nah, terus si kang riri menjawab, "bukan begitu, masalahnya pemerintah baru meminta masukan dari para insan film itu tanggal 31 agustus, lalu masukan itu hanya diproses selama 8 hari dan langsung jadi UU film, saya ragu mengenai draft ini apa sudah benar-benar dipikirkan matang-matang, karena ini adalah masalah untuk jangka panjang, kita pasti menginginkan yang terbaik buat kedepan, tapi jika hanya 8 hari apa bisa?". yah.. permasalahannya mulai jelas buat gue sekarang.

jadi, negara republik Indonesia tercinta ini akan mengeluarkan sebuah UU yang mengatur tentang perfilman. secara gitu yah, film sekarang di Indonesia sudah mulai berkembang dan merakyat, jadi mungkin pemerintah kita mulai 'perhatian'. tapi, Undang-undang ini gak sesuai ama apa yang ada di otak para pembuat film, makanya terjadi cekcok berdarah (lebay). soalnya para pembuat film jadi gak bebas dan para investor film juga bisa pada tekor. ya semua itu pasti ngebuat film kita mati, gak ada yang mau buat film lagi. gila dasar

bayangkan dong, jika ingin memproduksi film, skenario terlebih dahulu HARUS diperiksa agar isinya tidak melanggar undang-undang dan agar tidak terjadi kesamaan judul dan isi cerita dengan film lain. ini lebih parah dari lembaga sensor. ibarat kata nih film sebagai anu, dan sensor film adalah sunat, maka pemeriksaan skenario sebelum produksi bisa disebut sebagai : menyunat anu sebelum tumbuh. kan kasiaaan..

nah terus, buat para investor, katanya ya (kalo gue ga salah denger), setiap film dalam standar UU itu dikopi ke seluruh Indonesia sebanyak 180 kopi. padahal pelm Laskar Bianglala aja cuma ada 80 kopi. jadi tuh UU gak masuk akal banget. asbuw-asal buat. tapi buat info yang ini gue gak yakin juga sih, soalnya takut salah tangkep. tapi kalo ternyata gue bener tangkep, berarti emang yang buat UU tuh tengil parah, seenak udelnya.

kembali ke TV SATU, lagi-lagi si jilbabers Y berkoak-koak dengan tengilnya, yang isinya kurang lebih seperti ini : kita mau perfilman kita maju, jelas, dan UU ini memang tujuannya untuk itu. jadi ayolah.. dukung aja UU ini. hell yeaaah.. munafik! gue sangat tidak suka dengan cara si Y berbicara. buat gue dia adalah ibu yang mengkukuhkan kecerdasannya hanya lewat penggunaan jilbab. mentang-mentang berjilbab, jadi ngerasa bijak. padahal, cara dia ngomong sungguh tidak santai. dan mungkin dia juga gak ngerti film--modal sotoy doang gitu, tapi oops.. gue salah! kata nyokap gue, yang juga ikut nonton sama gue, dia itu adalah aktris film jadul berjudul "Gadis Marathon", dan itu berarti bahwa si jilbabers Y adalah orang film. gue shock.. shock karena satu, gue ga nyangka aja ada orang film yang picik kaya gitu, dan kedua, postur tubuhnya sekarang sama sekali tidak menunjukkan bahwa dia adalah pelari marathon. zzzz..

kemudian, setelah banyak berdebat, host TV SATU pun mengakhiri diskusi itu. memberikan gue satu kesimpulan-- undang undang perfilman adalah undang-undang tengil yang dibuat oleh orang-orang tengil dan cuma bisa nambah masalah.

"dunia penuh dengan ketengilan, ternyata"

2 komentar:

Rizka Amanditya mengatakan...

wanita berkerudung itupun mengangguk ngangguk saat pak mentri berbicara. lalu akhirnya si pembawa acara pun bertanya "ibu menganggunk ngangguk saja pada saat pak mentri berbicara?apakah ibu setuju dengan apa yang dikatakan pak mentri?" dan ya si wanita berkerudung setuju dengan apa yang dikatakan pak mentri. hmmmm... menarik. sepertinya antara waita berkerudung dan pak mentri telah terjadi hubungan gelap. haha bercanda ya bu,pal.

cicha siagian mengatakan...

hubungan itu terjadi ketika suatu hari tiba-tiba lampu padam dan ruangan pun gelap. namun ditengah kegelapan tanpa arus listrik tersebut, terlihat percikan-percikan listrik cinta diantara mereka.


raaaaawwwr

Posting Komentar