senampete-en

Minggu, 27 September 2009

SNMPTN

yeah

inilah hal yang menghantui bejuta-juta anak SMA kelas 3 di seluruh Indonesia tiap taunnya. walaupun namanya berganti-ganti entah itu UMPTN, SPMB, ato SNMPTN, intinya tetap sama: ujian masuk ke PTN. dan sindrom snmptn (red:senampete-en) ini juga lah yang menghantui gue tiap harinya.

mulai dari pembicaraan standar
"eh cha, lo mau kuliah apaan?"
ato
"cha, pengen kuliah di mana?"
ataaauuu
"eh passing grade tek. kimia berapaan sih?"
dan masih banyak pertanyaan-pertanyaan seperti itu, semua membuat gue terpaksa berpikir terlalu dini mengenai masa depan. secara gue merasa masih kecil dan imut-imut gimana gitu (huwek haha), jadi rasanya tuh yang namanya kerja ato cari duit tuh masih jauh saatnya. dan buat mikirin kesitu aja pun sebenernya masih terlalu cepat. tapi karena tuntutan ini dan itu ya gue, sekali lagi, terpaksa memikirkan itu.

gue mulai rencana masa depan gue dengan melihat keadaan sekarang. dan keadaan sekarang adalah gue anak ipa. maka gue carilah jurusan yang ada di ipa. dan yang tersedia adalah : teknik, kesehatan (dokter dll), perikanan, kelautan, dan hal-hal semacam itu. oke, gue pilihlah teknik dan gue singkirkan pilihan lain. sekarang teknik apa : informatika, elektro, industri, kimia, minyak, tambang, dirgantara, fisika, dll. hmm... gue pilih elektro karena abang gue memberi masukannya ke elektro aja. ok. jadi itulah yang gue pegang-ambil ipa dan teknik elektro.

tapiiiii.....

gue melupakan satu hal : cita-cita (cailah). agak lebay memang, tapi jelas gue gak bercita-cita untuk membuat tv model baru atau robot atau menciptakan saingan facebook atau apalah itu yang berhubungan dengan teknik elektro. ngah.. gue-gak-punya-cita-cita. ngok. oke gue punye sebenernye-- jadi orang kaya. hahahahngaaah. tapi cita-cita gue itu gak mau gue capai lewat pembuatan saingan facebook -_-. gue-mau-santai-santai-aja-tapi-jadi-kaya. ngoook

mulailah gue berpikir yang aneh-aneh, bagaimana jika mencari suami yang kaya?? itu ide briliaan! tanpa melakukan apa-apa bisa jadi orang kaya, asalkan tidak dicerai lalu dituntut gono-gini atau tidak jadi korban KDRT. tapi setelah gue pikir-pikir yang lebih matang dan matang, agak susah juge ye jadi istri orang kaya. pasalnya, untuk bisa bergaul sama orang kaya (dalam bayangan gue, tuh orang udah jadi om-om) maka kita harus bergaya dewasa dan seperti orang kaya, walaupun aslinya tidak kaya. nah loh, gue bocah dan tidak terlihat elit. lebih mirip anak kampung maen layangan alias alay. tapi ga sampe segitunya sih. saya tidak setipe dengan alay. tapi intinya--- gue tidak dewasa ataupun elit. jadi, lupakanlah pemikiran ingin-kaya-tapi santai ini.

kembali ke topik awal, senampete-en yang semakin dekat, dan krisis cita-cita yang gue alami saat ini membuat gue semakin gak tau mau masuk jurusan apa dan mau belajar apa ato mau jadi apa. teknik elektrokah? tak tahulah saya. gue gak nyangka kalo senampete-en membawa dampak segini besar dan pentingnya. gue yang selama ini nyante aja sambil makan sate, sekarang jadi syok-syok gimana gitu. seakan-akan selama ini gue tidur dan cuma senampete-en lah pintu masuk ke dunia nyata. ngah.. lebay..

oh senampete-en..
enyahlah kau..

0 komentar:

Posting Komentar